Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 14 September 2019

Artikel Manajemen Sumber Daya Manusia

0 komentar

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI SDN MERJOSARI 1 MALANG

Nur Aida Indah Eliza

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Kota Malang 65145

Abstract: The principal's strategy is a factor that determines the success of increasing teacher competency. The purpose of this study was to find out how the principal's strategy in improving teacher competency in Merjosari 1 Elementary School Malang. The method used in this study is a qualitative method with data collection techniques using observation and interview techniques. The results of this study include: (1) strategies carried out by school principals to improve teacher competence; (2) supporting factors for the principal's strategy in improving teacher competency; (3) inhibiting factors of the principal's strategy in improving teacher competency.
Keywords: strategy, headmaster, teacher competency

Abstrak: Strategi kepala sekolah merupakan faktor yang menentukan keberhasilan peningkatan kompetensi guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru di SDN Merjosari 1 Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini meliputi: (1) strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru; (2) faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru; (3) faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru.
Kata Kunci: strategi, kepala sekolah, kompetensi guru

PENDAHULUAN
            Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan individu dan masyarakat dalam suatu bangsa atau negara. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya dari waktu ke waktu. Dengan adanya perkembangan pendidikan yang semakin maju di era globalisasi dan modernitas seperti saat ini, secara tidak langsung mampu meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan menjadi salah satu masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam dunia pendidikan. Mutu pendidikan ini sangat berkaitan dengan kualitas SDM dalam pengelolaan lembaga pendidikan dan kualitas output atau lulusan dari lembaga pendidikan itu sendiri.
            Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kompetensi dan peran kepala sekolah dalam memimpin dan mengelola suatu lembaga pendidikan. Lebih lanjut menurut Wahjosumidjo (2007:81) “kepala sekolah dikatakan berhasil sebagai pemimpin apabila kepala sekolah tersebut mampu memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranannya dan tanggung jawab sebagai pemimpin sekolah.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sangat menentukan keberhasilan sekolah kedepannya.    
            Keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin utamanya dalam meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru tidak terlepas dengan strategi yang diterapkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari dan Syarif (2018) dengan judul penelitian Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar dengan hasil penelitian: (1) Program kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar disusun pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran oleh tim pengembang sekolah yang meliputi PROTA, PROMES, dan sudah terdokumentasi dengan baik dan rapi di ruang TU; (2) Pelaksanaan program dalam meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar diawali dengan menyampaikan arahan pada setiap awal semester. Dalam melaksanakan manajemen sekolah strategi kepala sekolah/sekolah menerapkan dengan prinsip kekeluargaan, namun tetap mengacu adanya penghargaan bagi yang selalu meningkatkan kompetensinya; (3) Evaluasi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru dilaksanakan pada setiap akhir semester melalui penilain kinerja guru yang dijabarkan dalam SKP; dan (4) Hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru antara lain kurangnya kesadaran guru dalam menegakkan kedisiplinan, dan rendahnya disiplin baik guru maupun peserta didik.
            Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari 1 Malang”. Dengan fokus penelitian yang meliputi, strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru.

METODE
            Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara dan observasi. Wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person to person) dan wawancara kelompok (group interview). Menurut Ulfatin (2013:183) wawancara dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek penelitian sebagai informan. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian atau informan adalah kepala sekolah di SDN Merjosari 1 Malang. Melalui metode wawancara ini, peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru.
            Selain menggunakan metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi dengan harapan melalui metode tersebut peneliti dapat menggali informasi lebih mendalam dari informan dengan jalan melakukan observasi langsung di SDN Merjosari 1 Malang. Menurut Arikunto (2002:133) observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh panca indera. Dalam sebuah penelitian, pengamatan dapat diartikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh peneliti dengan melihat pola perilaku manusia atau obyek dalam suatu situasi untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang sedang diamati. Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati secara langsung strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru.

HASIL PENELITIAN
            Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi dan wawancara
di SDN Merjosari 1 Malang, diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan 4 kompetensi yang dimiliki guru yaitu, (1) Kompetensi pedagogik, dalam hal ini strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan. Selain itu guru juga diikutsertakan dalam kegiatan workshop agar penguasaan mereka terhadap teknologi informatika meningkat dan dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas; (2) Kompetensi profesional, strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi profesional guru sangat bervariasi, antara lain dengan pemberian motivasi, mendorong ikut kelompok kerja guru, mengikutsertakan seminar, penataran serta penerapan disiplin kerja tenaga pendidik dan kependidikan melalui kegiatan PKG (Penilaian Kinerja Guru); (3) Kompetensi kepribadian, strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan memberikan keteladanan, menerapkan 3S (senyum, salam, sapa), serta memantau sejauh mana tata cara berbusana guru, bagaimana guru bertutur kata dalam menghadapi peserta didik, orang tua peserta didik, dan sesama kolega; (4) Kompetensi sosial, strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan membangun komunikasi yang efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulisan, mengembangkan pergaulan yang efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik. Selain itu, kepala sekolah juga mengembangkan sikap sopan santun antar sesama pendidik dan tenaga kependidikan.          
            Faktor pendukung strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru antara lain hasil evaluasi dari kepala sekolah melalui kegiatan supervisi, sarana dan prasarana yang memadai, dan adanya koordinasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru. Adapun faktor penghambat strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru, sejauh ini tidak ada karena guru di SDN Merjosari 1 Malang sudah mengetahui tupoksi nya masing-masing.

PEMBAHASAN
1.      Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari 1 Malang
            Mukhtar (2015:105) menyatakan bahwa strategi dapat diartikan sebagai “suatu cara atau teknik yang diterapkan oleh seseorang dalam hal ini pemimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.” Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dalam meningkatkan kompetensi guru tersebut, kepala sekolah dipermudah dengan adanya strategi. Adapun strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan 4 kompetensi yang dimiliki guru yaitu:
a.       Kompetensi pedagogik
            Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik di kelas. Menurut Benty dan Gunawan (2017:306) kompetensi pedagogik guru meliputi: (1) memahami peserta didik secara mendalam; (2) merancang pembelajaran; (3) melaksanakan pembelajaran; (4) merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajara; dan (5) mengembangkan peserta didik. Dalam hal ini strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan. Menurut Benty dan Gunawan (2017:310) pelatihan merupakan “proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang layak.” Sedangkan menurut Wiyono dan Zulkarnain (2018:52) pembinaan merupakan “proses pemberian bantuan kepada guru, baik berupa dorongan, bimbingan, pengarahan, atau bentuk lainnya, agar bisa melaksanakan, memperbaiki, dan meningkatkan pelaksanaan tugasnya secara lebih baik.” Melalui kegiatan pembinaan dan pelatihan tersebut, guru akan dibekali mengenai cara membuat metode pembelajaran yang bervariatif serta menyenangkan bagi siswa. Disamping itu, guru juga akan dibekali strategi dalam mengelola kelas dan dibekali kemampuan dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Melalui kegiatan pembinaan dan pelatihan, diharapkan guru dapat menerapkan apa yang didapat dalam pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Selain itu, kepala SDN Merjosari 1 Malang juga menempuh strategi dengan mengikutsertakan guru-guru di SDN Merjosari 1 Malang dalam kegiatan workshop dengan tujuan agar penguasaan guru-guru terhadap teknologi informatika meningkat dan dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
b.      Kompetensi profesional
            Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang berkaitan dengan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Menurut Hadis dan Nurhayati (2010:62) “peningkatan profesionalisme tenaga pendidik meliputi peningkatan disiplin, peningkatan kualitas kerja, peningkatan disiplin belajar mengajar, peningkatan mutu proses belajar mengajar, dan peningkatan supervisi.” Adapun strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi profesional guru sangat bervariasi, antara lain dengan pemberian motivasi, mendorong ikut kelompok kerja guru (KKG), mengikutsertakan seminar, penataran serta penerapan disiplin kerja tenaga pendidik dan kependidikan melalui kegiatan PKG (Penilaian Kinerja Guru). Strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru dalam KKG, tidak lain bertujuan untuk menambah wawasan guru terhadap materi pembelajaran, karena didalam forum tersebut, antara guru yang satu dengan guru yang lain saling bertukar pengalaman dan informasi mengenai kegiatan belajar mengajar yang mereka lakukan. Dengan begitu guru dapat belajar dari pengalaman guru lain untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
c.       Kompetensi kepribadian
            Menurut Benty dan Gunawan (2017:306) kompetensi kepribadian merupakan “kemampuan personal guru yang mencerminkan kepribadian yang mantap, dewasa, stabil, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik dan berakhlak mulia.” Adapun strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru yaitu dengan memantau sejauh mana tata cara berbusana guru, bagaimana guru bertutur kata dalam menghadapi peserta didik, orang tua peserta didik, dan sesama kolega. Disamping itu, kepala sekolah juga menerapkan strategi dengan cara memberikan keteladanan terhadap guru misalkan dengan berpakaian rapi, datang tepat waktu, berbicara dengan sopan, dll. Keteladanan yang dicontohkan kepala sekolah diharapkan dapat ditiru oleh guru-guru, karena sikap guru nantinya juga akan dinilai dan ditiru oleh siswa. Selain itu, kepala sekolah juga membiasakan semua warga sekolah untuk menerapkan 3S yakni senyum, salam, dan sapa.
d.      Kompetensi sosial
            Menurut Benty dan Gunawan (2017:308) kompetensi sosial merupakan kemampuan personal guru untuk melakukan komunikasi dan interaksi secara efektif dan efisien baik itu dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, maupun dengan masyarakat sekitar. Strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi sosial guru yaitu dengan membangun komunikasi yang efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulisan, mengembangkan pergaulan yang efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik. Selain itu, kepala sekolah juga mengembangkan sikap sopan santun antar sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Disamping itu, kepala sekolah juga mengadakan kegiatan paguyuban keluarga besar guru, dimana guru-guru saling mengunjungi dari rumah ke rumah serta berkomunikasi dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempererat silahturahmi antara sesama guru, guru dengan masyarakat.
2.      Faktor Pendukung Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari 1 Malang
            Faktor pendukung strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru meliputi:
a.       Hasil evaluasi dari kepala sekolah melalui kegiatan supervisi
            Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin, berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran. Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh para guru dimulai dari persiapan membuat perangkat pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas, sampai dengan evaluasi atau penilaian hasil belajar serta pengayaan peserta didik. Berkaitan dengan kegiatan supervisi, Suhardan (2010:217) mengungkapkan pentingnya peran kepala sekolah melaksanakan supervisi sebagai berikut: “Supervisi pembelajaran yang dilaksanakan para kepala sekolah berdampak terhadap perbaikan prestasi belajar, pengajaran  yang ditangani guru yang semakin profesional hasil binaan para kepala sekolah akan direfleksikan guru dalam memberi pelayanan belajar peserta didiknya.” Jadi hasil evaluasi dari kepala sekolah melalui kegiatan supervisi ini, dapat dijadikan patokan oleh guru untuk mengevaluasi diri mereka sendiri dalam pembelajaran di kelas. Sehingga, melalui kegiatan tersebut, guru bisa mengetahui kompetensi apa yang kurang dari dirinya dan bisa mengambil tindak lanjut untuk meningkatkan kompetensi yang kurang tersebut untuk mencapai pembelajaran yang maksimal.
b.      Sarana dan prasarana yang memadai
            Sarana dan prasarana yang memadai ini, mendorong guru untuk menambah dan memperkaya wawasan mereka sehingga keberhasilan dalam peningkatan kompetensi guru dapat tercapai. Hal tersebut senada dengan pendapat Susanti, dkk (2017:79) bahwa fasilitas yang memadai berupa tempat yaitu perpustakaan dan berupa media yaitu buku pegangan siswa, mempermudah kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru menjadi mudah. Di samping itu sarana dan prasarana yang memadai juga mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Dengan begitu, keberhasilan belajar mengajar dapat tercapai dan mampu menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas.
c.       Adanya koordinasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru
            Koordinasi yang baik tersebut dibuktikan dengan melihat bahwa guru-guru yang ada di SDN Merjosari 1 Malang terlihat sangat akrab namun tidak mengurangi rasa hormat mereka terhadap pimpinannya. Selain itu program-program sekolah yang telah direncanakan oleh kepala sekolah dapat terkoordinasikan dengan baik dan menemukan orang yang tepat untuk menjalankan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
3.      Faktor Penghambat Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari 1 Malang
            Sejauh ini tidak ada faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, karena guru di SDN Merjosari 1 Malang sudah mengetahui tupoksi nya masing-masing. Sehingga dalam hal ini, guru secara langsung mengemukakan keinginan serta kekurangannya dalam pembelajaran kepada kepala sekolah.
            Selanjutnya kepala sekolah bisa langsung mengambil tindakan untuk memenuhi keinginan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam guru. Sehingga kedepannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat berjalan optimal dan bisa menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas.

Kesimpulan
            Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu (1) kompetensi pedagogik, melalui pembinaan, pelatihan, workshop; (2) kompetensi profesional, melalui pemberian motivasi, KKG, PKG, seminar, penataran serta penerapan disiplin kerja tenaga pendidik dan kependidikan; (3) kompetensi kepribadian, dengan memberikan keteladanan, menerapkan 3S, dan memantau tata cara berbusana guru, tata cara guru bertutur kata dalam menghadapi peserta didik, orang tua peserta didik, dan sesama kolega; (4) kompetensi sosial, membangun komunikasi yang baik. Faktor pendukung strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu hasil evaluasi dari kepala sekolah melalui kegiatan supervisi, sarana prasarana yang memadai, serta koordinasi yang baik antara kepala sekolah dan guru. Tidak ditemui faktor penghambat strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru, karena guru di SDN Merjosari 1 Malang sudah mengetahui tupoksi nya masing-masing.

Saran
            Berdasarkan temuan penelitian di SDN Merjosari 1 Malang penulis menyarankan agar kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru membuat jadwal yang termuat dalam program secara kontinyu yang disertai dengan administrasi yang jelas. Selain itu, dalam memberikan motivasi kepada guru, kepala sekolah hendaknya tidak terpaku dengan hal-hal finansial, tetapi juga memberikan motivasi kepada guru dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pemberian motivasi ini hendaknya dilakukan secara terus menerus. Disamping itu, kepala sekolah dalam menunjukkan sikap teladan kepada warga sekolah khususnya guru, diharapkan tidak hanya dilakukan pada waktu kepala sekolah berada di sekolah saja, tetapi juga di luar sekolah. Berkaitan dengan kompetensi guru, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: guru diharapkan mempersiapkan administrasi pembelajaran secara lengkap.

Daftar Rujukan
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Benty, D.D.N., dan Gunawan, I. 2017. Manajemen Pendidikan: Suatu Pengantar Praktik. Bandung: Alfabeta.

Mayasari, E., dan Syarif, M. 2018. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 2(1), 141¯164, (Online). (http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F/article/download/881/786). Diakses 19 April 2019.

Mukhtar. 2015. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada SMP Negeri di Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, 3(3), 103¯117, (Online). (http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/2873). Diakses 19 April 2019.

Susanti, D., Rois, M., dan Ifriqia, F. 2017. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Jurnal Media Neliti, 1(2), 75¯80, (Online). (https://media.neliti.com/media/publications/240944-kepemimpinan-kepala-sekolah-dalam-mening-71346bf1.pdf). Diakses 19 April 2019.

Ulfatin. N. 2013. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan      Aplikasinya. Malang: Banyumedia Publishing.

Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wiyono, B.B., dan Zulkarnain, W. 2018. Profesi Guru (Tugas, Peranan, Tanggungjawab, dan Pengembangannya). Malang: Universitas Negeri Malang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Education Administration © 2019 Education Administration