STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
GURU DI SDN MERJOSARI 1 MALANG
Nur Aida Indah Eliza
Jurusan
Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri
Malang Jl. Semarang 5 Kota Malang 65145
Abstract: The principal's strategy is a factor that determines the
success of increasing teacher competency. The purpose of this study was to find
out how the principal's strategy in improving teacher competency in Merjosari 1
Elementary School Malang. The method used in this study is a qualitative method
with data collection techniques using observation and interview techniques. The
results of this study include: (1) strategies carried out by school principals
to improve teacher competence; (2) supporting factors for the principal's
strategy in improving teacher competency; (3) inhibiting factors of the
principal's strategy in improving teacher competency.
Keywords: strategy, headmaster, teacher competency
Abstrak: Strategi kepala sekolah merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan peningkatan kompetensi guru. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi guru di SDN Merjosari 1 Malang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini meliputi: (1)
strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru;
(2) faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru;
(3) faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
guru.
Kata Kunci: strategi, kepala sekolah, kompetensi guru
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan
perkembangan individu dan masyarakat dalam suatu bangsa atau negara. Kemajuan
suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya dari waktu ke
waktu. Dengan adanya perkembangan pendidikan yang semakin maju di era globalisasi
dan modernitas seperti saat ini, secara tidak langsung mampu meningkatkan mutu
pendidikan. Mutu pendidikan menjadi salah satu masalah penting yang perlu
mendapatkan perhatian dalam dunia pendidikan. Mutu pendidikan ini sangat
berkaitan dengan kualitas SDM dalam pengelolaan lembaga pendidikan dan kualitas
output atau lulusan dari lembaga
pendidikan itu sendiri.
Peningkatan
mutu pendidikan tidak terlepas dari kompetensi dan peran kepala sekolah dalam
memimpin dan mengelola suatu lembaga pendidikan. Lebih lanjut menurut Wahjosumidjo
(2007:81) “kepala sekolah dikatakan berhasil sebagai pemimpin apabila kepala
sekolah tersebut mampu memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang
kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranannya dan tanggung jawab sebagai
pemimpin sekolah.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan kepala sekolah dalam
memimpin sangat menentukan keberhasilan sekolah kedepannya.
Keberhasilan
kepala sekolah dalam memimpin utamanya dalam meningkatkan kompetensi yang
dimiliki oleh guru tidak terlepas dengan strategi yang diterapkan. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayasari dan Syarif (2018) dengan
judul penelitian Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru
Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar dengan
hasil penelitian: (1) Program kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru
pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar disusun pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran oleh tim pengembang sekolah yang meliputi PROTA,
PROMES, dan sudah terdokumentasi dengan baik dan rapi di ruang TU; (2) Pelaksanaan
program dalam meningkatkan kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Peukan Bada
Kabupaten Aceh Besar diawali dengan menyampaikan arahan pada setiap awal
semester. Dalam melaksanakan manajemen sekolah strategi kepala sekolah/sekolah
menerapkan dengan prinsip kekeluargaan, namun tetap mengacu adanya penghargaan
bagi yang selalu meningkatkan kompetensinya; (3) Evaluasi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru dilaksanakan pada setiap akhir semester melalui
penilain kinerja guru yang dijabarkan dalam SKP; dan (4) Hambatan yang dihadapi
kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru antara lain kurangnya
kesadaran guru dalam menegakkan kedisiplinan, dan rendahnya disiplin baik guru
maupun peserta didik.
Berdasarkan
uraian diatas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Strategi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari 1 Malang”. Dengan
fokus penelitian yang meliputi, strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi guru, faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi guru, faktor penghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi guru.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara dan
observasi. Wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person to person) dan wawancara kelompok (group interview). Menurut Ulfatin (2013:183) wawancara dilakukan
oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek penelitian
sebagai informan. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian atau informan
adalah kepala sekolah di SDN Merjosari 1 Malang. Melalui metode wawancara ini,
peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan strategi
kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru.
Selain menggunakan metode wawancara,
peneliti juga menggunakan metode observasi dengan harapan melalui metode
tersebut peneliti dapat menggali informasi lebih mendalam dari informan dengan
jalan melakukan observasi langsung di SDN Merjosari 1 Malang. Menurut Arikunto
(2002:133) observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh panca
indera. Dalam sebuah penelitian, pengamatan dapat diartikan sebagai suatu cara
yang dilakukan oleh peneliti dengan melihat pola perilaku manusia atau obyek
dalam suatu situasi untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang sedang diamati.
Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati secara
langsung strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam
meningkatkan kompetensi guru.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh dari observasi dan wawancara
di
SDN Merjosari 1 Malang, diketahui bahwa strategi yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan 4 kompetensi yang dimiliki guru yaitu, (1)
Kompetensi pedagogik, dalam hal ini strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah
yaitu dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan.
Selain itu guru juga diikutsertakan dalam kegiatan workshop agar penguasaan mereka terhadap teknologi informatika
meningkat dan dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas; (2) Kompetensi
profesional, strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru sangat bervariasi, antara lain dengan pemberian
motivasi, mendorong ikut kelompok kerja guru, mengikutsertakan seminar,
penataran serta penerapan disiplin kerja tenaga pendidik dan kependidikan
melalui kegiatan PKG (Penilaian Kinerja Guru); (3) Kompetensi kepribadian,
strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan memberikan
keteladanan, menerapkan 3S (senyum, salam, sapa), serta memantau sejauh mana
tata cara berbusana guru, bagaimana guru bertutur kata dalam menghadapi peserta
didik, orang tua peserta didik, dan sesama kolega; (4) Kompetensi sosial,
strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu dengan membangun komunikasi yang
efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulisan, mengembangkan pergaulan
yang efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik. Selain itu, kepala sekolah juga mengembangkan sikap
sopan santun antar sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
Faktor pendukung strategi kepala SDN
Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru antara lain hasil
evaluasi dari kepala sekolah melalui kegiatan supervisi, sarana dan prasarana
yang memadai, dan adanya koordinasi yang baik antara kepala sekolah dengan
guru. Adapun faktor penghambat strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam
meningkatkan kompetensi guru, sejauh ini tidak ada karena guru di SDN Merjosari
1 Malang sudah mengetahui tupoksi nya masing-masing.
PEMBAHASAN
1. Strategi
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari
1 Malang
Mukhtar (2015:105) menyatakan bahwa
strategi dapat diartikan sebagai “suatu cara atau teknik yang diterapkan oleh
seseorang dalam hal ini pemimpin untuk mencapai tujuan yang diinginkan.” Kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
kompetensi yang dimiliki oleh guru. Dalam meningkatkan kompetensi guru
tersebut, kepala sekolah dipermudah dengan adanya strategi. Adapun strategi
yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan 4
kompetensi yang dimiliki guru yaitu:
a.
Kompetensi
pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta
didik di kelas. Menurut Benty dan Gunawan (2017:306) kompetensi pedagogik guru
meliputi: (1) memahami peserta didik secara mendalam; (2) merancang
pembelajaran; (3) melaksanakan pembelajaran; (4) merancang dan melaksanakan
evaluasi pembelajara; dan (5) mengembangkan peserta didik. Dalam hal ini
strategi yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru yaitu dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan
pembinaan dan pelatihan. Menurut Benty dan Gunawan (2017:310) pelatihan
merupakan “proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam
pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan
kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yang
layak.” Sedangkan menurut Wiyono dan Zulkarnain (2018:52) pembinaan merupakan
“proses pemberian bantuan kepada guru, baik berupa dorongan, bimbingan,
pengarahan, atau bentuk lainnya, agar bisa melaksanakan, memperbaiki, dan
meningkatkan pelaksanaan tugasnya secara lebih baik.” Melalui kegiatan pembinaan
dan pelatihan tersebut, guru akan dibekali mengenai cara membuat metode
pembelajaran yang bervariatif serta menyenangkan bagi siswa. Disamping itu,
guru juga akan dibekali strategi dalam mengelola kelas dan dibekali kemampuan
dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Melalui
kegiatan pembinaan dan pelatihan, diharapkan guru dapat menerapkan apa yang
didapat dalam pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran di kelas dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Selain itu, kepala SDN Merjosari 1
Malang juga menempuh strategi dengan mengikutsertakan guru-guru di SDN
Merjosari 1 Malang dalam kegiatan workshop dengan tujuan agar penguasaan guru-guru
terhadap teknologi informatika meningkat dan dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas.
b.
Kompetensi
profesional
Kompetensi profesional merupakan
kompetensi yang berkaitan dengan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran
secara luas dan mendalam. Menurut Hadis dan Nurhayati (2010:62) “peningkatan
profesionalisme tenaga pendidik meliputi peningkatan disiplin, peningkatan
kualitas kerja, peningkatan disiplin belajar mengajar, peningkatan mutu proses
belajar mengajar, dan peningkatan supervisi.” Adapun strategi yang dilakukan
oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi profesional
guru sangat bervariasi, antara lain dengan pemberian motivasi, mendorong ikut
kelompok kerja guru (KKG), mengikutsertakan seminar, penataran serta penerapan
disiplin kerja tenaga pendidik dan kependidikan melalui kegiatan PKG (Penilaian
Kinerja Guru). Strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan
mengikutsertakan guru dalam KKG, tidak lain bertujuan untuk menambah wawasan
guru terhadap materi pembelajaran, karena didalam forum tersebut, antara guru
yang satu dengan guru yang lain saling bertukar pengalaman dan informasi
mengenai kegiatan belajar mengajar yang mereka lakukan. Dengan begitu guru
dapat belajar dari pengalaman guru lain untuk diterapkan dalam pembelajaran di
kelas.
c.
Kompetensi
kepribadian
Menurut Benty dan Gunawan (2017:306)
kompetensi kepribadian merupakan “kemampuan personal guru yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, dewasa, stabil, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik dan berakhlak mulia.” Adapun strategi yang dilakukan oleh kepala SDN
Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru yaitu dengan
memantau sejauh mana tata cara berbusana guru, bagaimana guru bertutur kata
dalam menghadapi peserta didik, orang tua peserta didik, dan sesama kolega.
Disamping itu, kepala sekolah juga menerapkan strategi dengan cara memberikan
keteladanan terhadap guru misalkan dengan berpakaian rapi, datang tepat waktu,
berbicara dengan sopan, dll. Keteladanan yang dicontohkan kepala sekolah diharapkan
dapat ditiru oleh guru-guru, karena sikap guru nantinya juga akan dinilai dan
ditiru oleh siswa. Selain itu, kepala sekolah juga membiasakan semua warga
sekolah untuk menerapkan 3S yakni senyum, salam, dan sapa.
d.
Kompetensi
sosial
Menurut Benty dan Gunawan (2017:308)
kompetensi sosial merupakan kemampuan personal guru untuk melakukan komunikasi
dan interaksi secara efektif dan efisien baik itu dengan peserta didik, sesama
guru, orangtua/wali peserta didik, maupun dengan masyarakat sekitar. Strategi
yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi
sosial guru yaitu dengan membangun komunikasi yang efektif dan efisien baik
secara lisan maupun tulisan, mengembangkan pergaulan yang efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik. Selain itu, kepala sekolah juga mengembangkan sikap sopan santun antar
sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Disamping itu, kepala sekolah juga
mengadakan kegiatan paguyuban keluarga besar guru, dimana guru-guru saling
mengunjungi dari rumah ke rumah serta berkomunikasi dan bekerjasama dengan masyarakat
sekitar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempererat silahturahmi antara sesama
guru, guru dengan masyarakat.
2. Faktor
Pendukung Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari
1 Malang
Faktor pendukung strategi kepala SDN
Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru meliputi:
a.
Hasil
evaluasi dari kepala sekolah melalui kegiatan supervisi
Kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin, berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran. Pelaksanaan
supervisi pembelajaran oleh para guru dimulai dari persiapan membuat perangkat
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas, sampai dengan evaluasi atau
penilaian hasil belajar serta pengayaan peserta didik. Berkaitan dengan
kegiatan supervisi, Suhardan (2010:217) mengungkapkan pentingnya peran kepala
sekolah melaksanakan supervisi sebagai berikut: “Supervisi pembelajaran yang
dilaksanakan para kepala sekolah berdampak terhadap perbaikan prestasi belajar,
pengajaran yang ditangani guru yang
semakin profesional hasil binaan para kepala sekolah akan direfleksikan guru
dalam memberi pelayanan belajar peserta didiknya.” Jadi hasil evaluasi dari
kepala sekolah melalui kegiatan supervisi ini, dapat dijadikan patokan oleh
guru untuk mengevaluasi diri mereka sendiri dalam pembelajaran di kelas. Sehingga,
melalui kegiatan tersebut, guru bisa mengetahui kompetensi apa yang kurang dari
dirinya dan bisa mengambil tindak lanjut untuk meningkatkan kompetensi yang
kurang tersebut untuk mencapai pembelajaran yang maksimal.
b.
Sarana
dan prasarana yang memadai
Sarana dan prasarana yang memadai
ini, mendorong guru untuk menambah dan memperkaya wawasan mereka sehingga
keberhasilan dalam peningkatan kompetensi guru dapat tercapai. Hal tersebut
senada dengan pendapat Susanti, dkk (2017:79) bahwa fasilitas yang memadai
berupa tempat yaitu perpustakaan dan berupa media yaitu buku pegangan siswa,
mempermudah kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru menjadi mudah. Di
samping itu sarana dan prasarana yang memadai juga mempermudah guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Dengan begitu, keberhasilan
belajar mengajar dapat tercapai dan mampu menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas.
c.
Adanya
koordinasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru
Koordinasi yang baik tersebut dibuktikan
dengan melihat bahwa guru-guru yang ada di SDN Merjosari 1 Malang terlihat
sangat akrab namun tidak mengurangi rasa hormat mereka terhadap pimpinannya.
Selain itu program-program sekolah yang telah direncanakan oleh kepala sekolah
dapat terkoordinasikan dengan baik dan menemukan orang yang tepat untuk
menjalankan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
3. Faktor
Penghambat Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di SDN Merjosari
1 Malang
Sejauh ini tidak ada faktor
penghambat strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, karena
guru di SDN Merjosari 1 Malang sudah mengetahui tupoksi nya masing-masing.
Sehingga dalam hal ini, guru secara langsung mengemukakan keinginan serta kekurangannya
dalam pembelajaran kepada kepala sekolah.
Selanjutnya kepala sekolah bisa
langsung mengambil tindakan untuk memenuhi keinginan dan memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada dalam guru. Sehingga kedepannya pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dapat berjalan optimal dan bisa menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
yang dilakukan oleh kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi
guru yaitu (1) kompetensi pedagogik, melalui pembinaan, pelatihan, workshop; (2) kompetensi profesional,
melalui pemberian motivasi, KKG, PKG, seminar, penataran serta penerapan
disiplin kerja tenaga pendidik dan kependidikan; (3) kompetensi kepribadian,
dengan memberikan keteladanan, menerapkan 3S, dan memantau tata cara berbusana
guru, tata cara guru bertutur kata dalam menghadapi peserta didik, orang tua
peserta didik, dan sesama kolega; (4) kompetensi sosial, membangun komunikasi
yang baik. Faktor pendukung strategi kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam
meningkatkan kompetensi guru yaitu hasil evaluasi dari kepala sekolah melalui
kegiatan supervisi, sarana prasarana yang memadai, serta koordinasi yang baik
antara kepala sekolah dan guru. Tidak ditemui faktor penghambat strategi kepala
SDN Merjosari 1 Malang dalam meningkatkan kompetensi guru, karena guru di SDN
Merjosari 1 Malang sudah mengetahui tupoksi nya masing-masing.
Saran
Berdasarkan temuan penelitian di SDN
Merjosari 1 Malang penulis menyarankan agar kepala SDN Merjosari 1 Malang dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru membuat jadwal yang
termuat dalam program secara kontinyu yang disertai dengan administrasi yang
jelas. Selain itu, dalam memberikan motivasi kepada guru, kepala sekolah
hendaknya tidak terpaku dengan hal-hal finansial, tetapi juga memberikan
motivasi kepada guru dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pemberian motivasi ini
hendaknya dilakukan secara terus menerus. Disamping itu, kepala sekolah dalam
menunjukkan sikap teladan kepada warga sekolah khususnya guru, diharapkan tidak
hanya dilakukan pada waktu kepala sekolah berada di sekolah saja, tetapi juga
di luar sekolah. Berkaitan dengan kompetensi guru, maka ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yakni: guru diharapkan mempersiapkan administrasi pembelajaran
secara lengkap.
Daftar Rujukan
Arikunto, S. 2002. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Benty, D.D.N., dan Gunawan, I. 2017. Manajemen Pendidikan: Suatu Pengantar Praktik. Bandung: Alfabeta.
Mayasari, E., dan Syarif, M. 2018. Strategi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA
Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. Jurnal
Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 2(1), 141¯164, (Online). (http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F/article/download/881/786).
Diakses 19 April 2019.
Mukhtar. 2015. Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kinerja Guru pada SMP Negeri di Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Syiah Kuala, 3(3), 103¯117, (Online). (http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/2873). Diakses 19 April 2019.
Ulfatin. N. 2013. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang
Pendidikan: Teori dan Aplikasinya.
Malang: Banyumedia Publishing.
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan
Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wiyono, B.B., dan Zulkarnain, W. 2018. Profesi Guru (Tugas, Peranan, Tanggungjawab, dan Pengembangannya).
Malang: Universitas Negeri Malang.